IMG-LOGO

Sejarah Desa Pucang

Create By 26 August 2016 17 Views



       a.  Sejarah Nama Pucang

Nama pucang adalah di ambil dari nama sebuah pohon sejenis pohon jambe atau pinang yang menjulang tinggi dan konon ceritanya bahwa dahulu di daerah ini banyak di tumbuhi pohon pucang atau pinang atau jambe, sehingga nama di daerah ini mengambil dari nama pepohonan tersebut yaitu “Pucang” dengan nama itu di harapkan akan menjadi daerah atau kawasan yang terkenal dengan cita-cita yang tinggi, atau nama Desa Pucang juga bisa di ambil dari istilah jawa yang sesuai dengan kehidupan pekerjaan desa Pucang yang notabene sebagai pembuat atau Perajin kerajinan baik dari tanduk, kayu maupun tempurung yaitu:

Pu = Pupu = Kaki

Cang = Kencang (cancang) = Ikat

Jadi Pucang  “pupune di Cancang” atau kakinya di ikat.



b. Tingkat Perkembangan Desa

Jumlah Penduduk Desa Pucang pada tahun 2021  memiliki 1.019 Kepala Keluarga ( KK ) dengan jumlah penduduk 3.283  jiwa yang terdiri dari 1.680 Laki-laki dan 1.603  perempuan. Rata-rata setiap keluarga terdiri dari lima anggota keluarga dengan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. JUMLAH PENDUDUK

Kelompok

Umur(Th)

Tahun 2020

Tahun 2021

Satuan

0-4

216

221

Orang

5-9

198

276

Orang

10-14

263

263

Orang

15-19

270

235

Orang

20-24

276

250

Orang

25-29

270

260

Orang

30-34

184

222

Orang

35-39

167

240

Orang

40-44

130

244

Orang

45-49

132

233

Orang

50-54

123

222

Orang

55-59

129

195

Orang

60-64

105

150

Orang

65-69

89

108

Orang

70-74

95

66

Orang

75+

70

105

Orang

Jumlah

2.716

3.283

 

 

Dari tabel diatas dapat diamati bahwa golongan usia produktif atau usia 19 – 56 Tahun berjumlah 1.873 Jiwa  dan golongan usia tidak produktif adalah 1.417 jiwa. Kenyataan ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang tersedia di Desa pucang bisa mengisi peluang kerja, sementara itu lapangan kerja yang tersedia sebagian besar adalah dibidang kerajinan yaitu kerajinan tanduk , kerajinan kayu dan kerajinan tempurung dan pemasarannya. Banyak penduduk yang tidak memiliki permodalan sehingga menjadi buruh kerajinan, sedang kan yang memiliki modal kecil hanya dapat memasarkan di sekitar Jawa Tengah dan DIY, dengan kata lain pemasaran hasil kerajinan masih sangat  luas.

 


IMG
IMG